Senin, 03 November 2014

Memahami keterlemparan Dasein perspektif Heidegger



Manusia adalah makhluk yang ber-Ada- dan mempunyai tanggung jawab besar atas dirinya sendiri sebagai yang “terlempar” kedunia, hingga menimbulkan persoalan yang jarang sekali dipikirkan. Persoalan yang tak pernah ia sadari adalah persoalan mengenai Ada-nya ia didunia. Walaupun ia sadari dan dipikirkan terus menerus dalam hidupnya untuk mencari jawaban atas persoalan tersebut malah akan mengantarkan dirinya pada kegilaan yang tak diinginkan sebelumnya.
Mengenai persoalan tersebut akhirnya ada sebagian dari filsuf yang dikenal sebagai filsuf eksistensialisme, dimana inti pemikirannya mengacu pada persoalan dan jawaban atas keber-ADA-anya manusia didunia ini. Salah satu filsuf tersebut adalah Heidegger. Dalam bukunya Being and Time (Sein und Zeit) banyak diulas mengenai manusia sebagai makhluk yang Ada didunia ini.
Jawaban Heidegger terhadap pertanyaan yang jarang terlintas dalam pola pikir manusia itu yakni darimana aku, kemana aku, dan mengapa aku ada? Adalah dengan bagaimana manusia ada dan menjadi. Manusia untuk ada dan menjadi adalah dengan cara manusia harus berorientasi dalam menghadapi hidupnya untuk diarahkan pada masa depan.
Langkah orientasi yang akan dilakukan oleh manusia (Dasein) tersebut adalah dengan cara memahami, menginterpretasi dan menyampaikan keterlemparannya kedunia yang berakar pada keterbukaan Dasain terhadap masa depannya.
Disini posisi Heidegger dalam menanggulangi persoalan Dasein yang terlempar kedunia adalah tidak boleh mengabaikan suasana hati. Suasana hati disini adalah sebagai cara menyadarkan diri kita akan keterlemparan. Menghayati suasana hati bagi Heidegger adalah suatu cara untuk mencandra Ada (Budi Hardiman: 2003: 69). Dimana kita berada, disanalah suasana hati kita situasikan. Maka disana jugalah cara mengada kita ditala sesuai dengan situasi. Karena Dasain tidaklah terkurung dalam dirinya, melainkan ia terbuka untuk dunia hingga akhirnya membuat suatu kejelasan tentang bagaimana dirinya ada dan menjadi.
26 Oktober 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar