Manusia dalam
pandangan Sartre adalah “kebebasan”. Kebebasan yang dimaksud Sartre disini adalah
kebebasan dalam memilih apa yang ingin ia ciptakan. Sehingga manusia
bukanlah sesuatu yang lain, kecuali bahwa ia menciptakan dirinya sediri. Dengan
menciptakan diri sendiri, maka ia adalah makhluk yang bereksistensi atau
makhluk yang di identikkan dengan pilihannya, dengan keputusan dan
kebebasannya.
Bagi
Sartre, manusia tidaklah mempunyai esensi melainkan ia bereksistensi. Penolakan
Sartre bahwa manusia tidak mempunyai esensi, karena jika manusia mempunyai esensi
maka ia tidak mempunyai pilihan untuk berbuat sesuatu yang ia inginkan murni
dari dirinya sendiri. Sartre menambahkan juga jika manusia mempunyai esensi maka
manusia itu tidak bebas. Kebebasan itu absolut atau mutlak, tidak mempunyai
batas lain daripada dirinya sendiri. Kodrat atau esensi akan ada, apabila
manusia itu sudah tiada atau mati. Bagi Sartre manusia selalu dapat mengatakan
“TIDAK” tentang ketentuan dia (K. Bertens:). Disinilah dapat kita
ketahui penolakan Sartre bahwa manusia tidak mempunyai esensi merupakan cermin
bahwa Sartre adalah seorang eksistensialis.
Lebih jauh
lagi tentang eksistensi manusia sebagai makhluk bebas yang tak mempunyai esensi
mengarahkan pada penolakan akan adanya Tuhan, sehingga posisi Sartre disini
tidak mempercayai akan adanya Tuhan (atheis). Alasan yang membuat Sartre tidak
mempercayai akan adanya Tuhan adalah karena manusia itu bebas. Seandainya Tuhan
itu ada, maka manusia akan menjadi objek dengan kodrat tertentu, kebebasan akan
dicabut dari eksistensi manusia. Ringkasnya, manusia itu bebas, maka Tuhan
tidak ada.
Sebagai
seorang filsuf, eksistensi manusia ala Sartre bukanlah bersifat amoral karena walaupun
manusia itu bebas, bukan dalam artian ia lepas dari tanggung jawab atas
kebebasannya, karena kebebasan yang ia miliki atau ia aplikasikan merupakan
penderitaan. Bagi Sartre, kebebasan yang kita miliki sangat mengerikan sehingga
selalu dibuntuti adanya pertanggung jawaban (James Garvey: 2010: 282).
Pertanggung jawaban disinilah yang harus diingat oleh manusia sebagai makhluk
bebas, agar dirinya tidak semena-mena dalam merealisasikan kebebasan yang ada
dalam dirinya.
MANUSIA adalah makhluk yang tak
mempunyai alasan mengapa ia Ada. Manusia adalah sosok yang tak pernah meminta
untuk ada, namun faktanya ia tetap Ada. Maka hal itu tidak membebaskan diriku
dari tanggungjawab terhadap diriku sendiri.
Sartre
26 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar