Sejak 1787, filosof pencerahan Condorcet menerbitkan sebuah risalah
mengenai hak kaum wanita. Dia berpendapat bahwa kaum wanita mempunyai hak
alamiah yang sama dengan kaum pria. Pada revolusi 1789, kaum wanita sangat
aktif dalam pertempuran melawan rezim feodal yang lama. Misalnya kaum wanitalah
yang memimpin demonstrasi-demonstrasi yang memaksa raja keluar dari istananya
di Versailles. Kelompok-kelompok wanita dibentuk di Paris. Selain tuntunan akan
hak politik yang sama dengan kaum pria mereka juga menuntut perubahan dalam
hukum perkawinan dan dalam kondisi sosial kaum wanita.
Salah seorang yang berjuang paling gigih seperti demi membela hak
asasi kaum wanita selama revolusi Prancis adalah Olympe de Gouges. Pada 1791—
dua tahun setelah revolusi wanita itu menerbitkan sebuah deklarasi hak asasi
kaum wanita, deklarasi hak asasi warga negara tidak memasukkan satu artikel pun
mengenai hak alamiah kaum wanita Olympe de Gouges menuntut seluruh hak yang
sama bagi kaum wanita sebagaimana yang diberikan kepada kaum pria.
Yang terjadi
adalah kepalanya dipenggal pada 1793, dan seluruh aktivitas politik bagi kaum
wanita dilarang.