Apakah
prilaku manusia itu ditentukan oleh Allah atau dari manusia itu sendiri yang
menentukan?
Terkadang
saya berfikir bahwa agama islam ini sangat konservatif terhadap kebebasan
berfikir atau agama islam ini bukan agama yang sempurna. Akan tetapi ini hanya
akal fikiran saya saja yang agak nyeleneh, yang menginginkan tentang kebebasan
dalam berfikir tanpa adanya rasa khawatir akan dimurka oleh tuhan. Dan hanya
karna akidah yang telah ditanamkan dalam hati sejak saya kecil oleh orang tua
sehingga saya percaya bahwa eksistensi dan adanya tuhan dan hadist atau
Al-qur’an adalah pijakan bagi orang islam serta nabi Muhammad adalah utusan
Allah yang terahir, maka pada kesimpulan yang final saya tetap berkeyakinan
bahwa agama islam adalah agama paling sempurna.
Menurut
saya prilaku manusia telah ditentukan oleh dirinya sendiri alias tidak ada
intervensi dari tuhan bagi manusia untuk berbuat sesuatu. Manusia sebagai
mahluk tuhan yang dianugrahi akal untuk berfikir memaksa saya untuk
mempertanyakan adakah segala sesuatu yang inheren pada diri tuhan bernilai
negatif?. Jika segala prilaku manusia ditentukan oleh Allah mengapa masih ada
konflik vertikal dan horizontal yang tiada habisnya dan mayoritas terjadinya
konflik tersebut dilatar belakangi oleh agama. Bukankah segala sesuatu yang
inheren pada tuhan itu bernilai positif?.
Jika
sikap atau perintah yang tuhan miliki bernilai negatif maka dia bukan tuhan
yang katanya maha sempurna dan Asmaul husna pun bohong yang menegaskan tentang
nama-nama tuhan yang semuanya baik. Lantas Mengapa masih banyak prilaku manusia
yang tidak sejalan dengan syariat Allah, apabila segala prilaku manusia
dikendalikan oleh tuhan mengapa tuhan tidak meyetir manusia untuk selalu
berprilaku baik dan bijaksana agar semua manusia yakin bahwa tuhanlah yang
mengendalikan mereka semua.
Kalau
saya ambil contoh kongkrit yang terjadi selama ini, ketika musibah dan bencana
datang, manusia ingat tuhan. Tiba-tiba seluruh persepsi dan pemikiran mengacu
pada semangat ketuhanan. Segalanya lalu dikaitkan dengan tuhan “ini pasti
huukuman dari tuhan, ternnyata tuhan masih sayang pada kita dan tuhan mengingatkan
kita melalui bencana ini”, Pernyataan ini yang acapkali keluar dari omongan
masyarakat sehingga kesannya, tuhan terasa sangat dekat dengan manusia.
Padahal
dalam kontek ini tuhan bagaikan tertuduh atau menjadi kambing hitam, pembuat
bencana dan sebagai penghukum. tuhan telah menjadi sosok yang menakutkan dan
selalu siap menyusahkan manusia. Saya pribadi tidak sepakat dengan argumen yang
demikian bahwa pada dasarnya bencana alam yang terjadi murni dari tangan-tangan
manusia yang tidak bertanggung jawab. Mereka tidak menyadari tentang penebangan
pohon sehingga hutan gundul dan memicu bencana banjir. Manusia tidak ingat
bagaimana mereka mengeksploitasi tanpa mempertimbangkan kepentingan ekosistim.
Sangat
irasional kalau kita mengatakan bahwa bencana turun dari Tuhan kitalah yang
mendatangkan banjir ketika penebangan pohon tidak terkendali, kitalah yang
mendatangkan tanah longsor ketika bumi kita diperas secara berlebihan. Apakah
semua prilaku manusia ini dikendalikan oleh tuhan? Sangat tidak mungkin itu
terjadi karena tuhan pun memerintah manusia untuk tidak merusak apa-apa yang
telah ada di bumi melalui Al-qur’an. Jadi, kalau prilaku munusia dikendalikan
oleh Allah secara tidak langsung dia telah ingkar janji.
Oleh : Rahmad Sholehuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar