Bagian Pertama
Siapa yang bisa
hidup tanpa cinta? adakah manusia yang tidak merasakan gelisah karena ditinggalkan
cinta? adakah manusia yang diciptakan tanpa cinta? dengan kuasa Tuhan manusia
tercipta atas kasih dan sayangnya, dan dengan begitu bahwa Tuhan menciptakan
manusia juag disertai dengan cinta.
Matahari kini mulai
menghilang sedikit demi sedikit dengan mempersilahkan malam untuk datang, dan
bagaimana kiranya jika air mata Natasya mengalir karena ditinggal pergi oleh
cinta saat menerima telefon dari ayahnya, jikalau ia tadi malam telah dilamar
oleh seorang saudagar muda bernama Samuel yang tak lain adalah tetangganya
sendiri.
Mata yang
berkaca-kaca seraya akan mengalir dengan deras saat Natasya mengingat
pembicaraan ayahnya ditelfon. “Demi ayah, dengan sangat ayah memina kepadamu
nak! Bahagiakan ayah dengan kamu menerima lamaran itu nak! Ayah kini sudah tua
dan mungkin sebentar lagi akan menjadi renta karena faktor usia. Ayah sudah tak
kuat lagi bekerja, dengan kamu menerima lamaran itu kamu akan bisa melanjutkan
kuliyahmu nak!... Percakapannya ditelfon dengan ayahnya”. Tiba-tiba Wardah
sahabat Natasya datang menghampirinya.
“Natasya kamu kenapa menangis, apa ada seseorang yang menyakitimu?.
Tanya Wardah seraya menghampiri Natasya dan memegang tangannya.
“Ah, tidak Wardah, aku tidak
apa-apa. Sahut Natasya dengan tersedu-sedu menahan sesak tangisnya.
“Jangan berbohong dalam keadaan seperti ini Natasya, aku sudah lama
bersamamu jadi aku tahu karakteristikmu walaupun hanya 80%. Ceritakanlah desak
tangisanmu, mungkin aku bisa membantunya jika mampu. Gumam Wardah dengan nada
rendah dan kedua tangannya memegang pundak Natasya.
“Mungkin harapan dan perjuanganku sudah sampai disini atau melanjutkan
dengan penuh siksa dan bahagia. Harus kepada siapa aku mengadu saat-saat hati
terlanda gundah gulana seperti ini. Dengan menunduk Natasya menceritakan
permasalahannya pada Wardah.
Malam itu sudah tak
menjadi suasana indah lagi untuk Natasya, melamun, mengingat semua itu
membuatnya terbaring dengan bantal yang basah karena aliran deras air matanya.
Mata sudah tak dapat merayunya menuju tidur lelap yang akan mengantarkannya
pada mimpi-mimpi indah.
“Mungkin kematian
adalah jalan terbaik bagi manusia yang dirundung banyak permasalahan. Ucap
Natasya dalam hatinya. Seraya Natasya sudah tak sanggup lagi untuk menjalani
hidupnya.
..............................
Jam menunjukkan setengah
dua, Natasya ingat kalau ia masih belum sholat isya’, dengan bergegas ia
kekamar mandi untuk berwudlu dan dengan mengahapus air matanya yang masih
mengalir mencoba untuk menahan.
Seusai berwudlu dia
berdiri bagai patung, namun hatinya berucap “mungkin ini adalah terakhir kali
aku melaksanakan sholat isya”. Natasya sangat berniat untuk mengakhiri hidupnya
malam itu.
Dengan khusyu’ ia
melaksanakan sholat isya’, sesudah itu ia memutar-mutar tasbihnya melantunkan
istigfar dan sholawat taisir. Astagfirullahal adlim, Allahumma sholli a’la sayyidina
muhammadin wa’ala ali sayyidina muhammad sahhil wayassir maa ta’assaro. Dengan harapan
dalam hatinya mendapatkan ampunan Allah atas perbuatan yang akan ia lakukan
sebentar lagi yaitu bunuh diri dan mendapatkan kemudahan dengan tenang dalam
mengakhiri hidupnya.
Seusai wiridan,
Natasya melihat al-Quran diatas lemari kecilnya, “mungkin ini juga terakhir dah
aku baca al-Quran”. Gumam hati Natasya. Tanpa pikir panjang ia membuka al-Quran
tersebut dan ternyata yang dibuka dan dibacanya adalah surat al-Waqi’ah. Tanpa
sadar ia membaca surat apa, dengan penuh kekhusyukan ia membacanya.
Dengan penuh
kekhusyukan Natasya membacanya juga dengan pelan-pelan agar bisa menghayati
makna dan kandungannya, ternyata jam sudah menujukkan setengah empat (03:30),
dan tiba-tiba terdengar adzan subuh. Natasya tidak sadar kalau ia sampai selama
ini ditempat sholat, membuatnya berkata “mungkin ini sholat subuh yang terakhir
kali juga dah”, bergegaslah Natasya berdiri untuk melaksanakan sholat subuh.
Seusai salam tiba-tiba ada suara orang yang menelefonnya. Dengan bergegas ia
mengahampiri dan mengambil ponselnya tanpa melihat siapa yang memanggilnya.
“Assalamualaikum Nak Natasya?
“Wa’alaikum salam, siapa? jawab Natasya.
“ini saya nak, Bapak-mu nak!.
“Bapak, ada bapak subuh-subuh telefon Natasya Bapak? Ucap Natasya
dengan kaget.
“Bapak minta maaf sebelumnya padamu nak, bapak yakin kamu pasti
merasakan sedih sekali dengan adanya berita bahwa kamu dilamar oleh saudagar
muda bernama Samuel itu. Dengan terisak-isak suara bapaknya Natasya ditelefon.
“memangnya ada apa bapaak? tanya Natasya.
“ternyata saudagar muda yang melamarmu itu adalah orang yang termasuk
komplotan pengedar sabu-sabu, dan tadi malam polisi menangkap dan membawanya,
dengan begitu bapak sudah tidak bisa menerimanya atau menolaknya untuk menjadi
tunanganmu. Dan Alhamdulillah sekali nak, tadi selesai sholat berjama’ah subuh,
bapak ditawari Pak Hermanto untuk menjaga tokonya. dimana penghasilannya bisa
diparuh, dan tokonya lumayan besar jadi bapak mohon padamu lanjutkan kuliyahmu
dan belajarlah terus yang serius. Jangan pikirkan biaya, pasti ada jalan.
Dengan nada bahagia bapaknya Natasya menyampaikan berita itu.
“Alhamdulillah yaa Allah ..... Ucap Natasya, tanpa pikir panjang ia langsung
sujud syukur.
“baiklah kalau begitu nak, sudah dulu yaa... Assalamualaikum...
“Wa’alaikum salam bapak... ucap Natasya dengan senyum-senyum.
Natasya mungkin sudah lupa dengan niatnya
ingin mengakhiri hidupnya. Padahal racun tikus sudah ia siapkan disamping
sajadahnya agar selesai sholat ia bisa langsung meminumnya. Kini hatinya sudah
berbunga-bunga yang tiada tandingannya..
...............
Oleh
: Orang Kamar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar