Hegel, adalah salah satu filsuf
yang dianggap sebagai raksasa filsafat Jerman mampu membuat suatu rumusan dalam
sejarah manusia, bahwa dalam sejarahnya manusia selalu berjalan ke arah semakin
rasional. Dengan konsep dialektikanya (tesis-antitesis-sintesis) ia menjelaskan
bahwa sejarah manusia dapat mengubah dari kekurangan menjadi kekuatan.
toh, walaupun Hegel menyatakan demikian, pada
dasarnya sejarah manusia adalah sejarah bongkar-membongkar dan
kritik-mengkritik. Sebagaimana pernyataan Max Horkheimer bahwa masa depan
manusia tergantung atas adanya kritik dewasa ini. Begitu juga dalam sebuah kata
pengatar buku Jurgen Habermas “Teori Tindakan Komunikatif I” terdapat
pernyataan bahwa ‘rasio bertahan karena ada kritik rasio’. Adanya hal yang
demikian tak lain adalah kehausan dan kerinduan manusia atas subtansi realitas.
Bongkar-membongkar adalah hal yang selalu bersentuhan dengan manusia dimana hal
ini terjadi atas adanya kondisi dan medan yang dihadapinya. Sehingga realitas
hari ini yang kita pahami bisa saja berbeda dengan realitas yang akan kita
pahami besok hari. Inilah sejarahnya!.
Disisi lain, manusia
memang makhluk yang selalu berusaha mencari dan ingin mengungkapkan realitas
yang dianggapnya masih kabur. Pertentangan demi pertentangan selalu terjadi dan
tak bisa dielakkan. Interpretasi selalu mengalami perubahan dengan kondisi yang
dihadapi manusia itu sendiri. Karena menyoal realitas adalah pekerjaan manusia
itu sendiri dengan cara apakah realitas itu harus dihadapi, diantisipasi, atau
dibongkar?. Kekuatan nalar manusialah ukurannya!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar