Minggu, 18 Januari 2015

“Ini dan Itu”


Mengapa ada “ini dan itu” ?
Tidak dapat di pungkiri sudah keberadaannya, yeah begitulah ia tetap ada. Ada selayaknya manusia itu ada dan adanya ia bersamaan dengan adanya manusia. “ini dan itu” memang persoalan yang sangat sepele dan bahkan kita tidak pernah berpikir untuk merenungi dan menghayatinya, namun tanpanya serasa masakan yang tak ada bumbunya.
“ini dan itu”, bagi saya adalah sesuatu yang sangat berguna dan berharga bagi manusia, maka manusia tidak boleh membencinya apalagi dihilangkan dari dunia ini. Tentu saja tidak akan bisa dan sampai kapan pun. Coba kita hayati dan renungi sejenak ketika manusia tidak dapat menamakan atau menyebut suatu benda yang ada di sekitarnya, pasti dan otomatis ia akan menyebut sesuatu tersebut dengan “ini atau itu”. Ia atau tidak, silahkan di pikir sendiri.
Dari dulu sejak zaman nenek moyang kita sampai dewasa ini “ini dan itu” tidak pernah lepas dan tidak pernah hilang. “ini dan itu” akan lepas dan hilang ketika manusia melakukan sebuah interpretasi dan konstruk terhadap sesuatu yang ada di sekelilingnya. Misalnya, mangga adalah sejenis buah-buahan yang awalnya tidak bernama mangga melainkan dikata dengan “ini dan itu”, bernama mangga karena manusia telah memberikan nama kepada benda tersebut dan akhirnya nama “mangga” diterima oleh umum. Lantas apakah kita tidak dapat mengubahnya? Jelas bisa! Silahkan saja....
Ingat! Kita makhluk Tuhan yang tidak pernah selesai dan pensiun dalam berpikir. Pengetahuan kita pada prinsipnya tak pernah selesai dan relatif. Tidakkah jelas bagi kita mengapa rasio tetap bertahan sampai hari ini. Karena, rasio bertahan atas adanya kritik rasio. Terus dan seterusnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar