Mengapa ada “ini dan itu” ?
Tidak dapat di pungkiri sudah keberadaannya, yeah
begitulah ia tetap ada. Ada selayaknya manusia itu ada dan adanya ia bersamaan
dengan adanya manusia. “ini dan itu” memang persoalan yang sangat sepele dan
bahkan kita tidak pernah berpikir untuk merenungi dan menghayatinya, namun
tanpanya serasa masakan yang tak ada bumbunya.
“ini dan itu”, bagi saya adalah sesuatu yang
sangat berguna dan berharga bagi manusia, maka manusia tidak boleh membencinya
apalagi dihilangkan dari dunia ini. Tentu saja tidak akan bisa dan sampai kapan
pun. Coba kita hayati dan renungi sejenak ketika manusia tidak dapat menamakan
atau menyebut suatu benda yang ada di sekitarnya, pasti dan otomatis ia akan
menyebut sesuatu tersebut dengan “ini atau itu”. Ia atau tidak, silahkan di
pikir sendiri.
Dari dulu sejak zaman nenek moyang kita sampai
dewasa ini “ini dan itu” tidak pernah lepas dan tidak pernah hilang. “ini dan
itu” akan lepas dan hilang ketika manusia melakukan sebuah interpretasi dan konstruk
terhadap sesuatu yang ada di sekelilingnya. Misalnya, mangga adalah sejenis
buah-buahan yang awalnya tidak bernama mangga melainkan dikata dengan “ini dan
itu”, bernama mangga karena manusia telah memberikan nama kepada benda tersebut
dan akhirnya nama “mangga” diterima oleh umum. Lantas apakah kita tidak dapat
mengubahnya? Jelas bisa! Silahkan saja....
Ingat! Kita makhluk Tuhan yang tidak pernah
selesai dan pensiun dalam berpikir. Pengetahuan kita pada prinsipnya tak pernah
selesai dan relatif. Tidakkah jelas bagi kita mengapa rasio tetap bertahan
sampai hari ini. Karena, rasio bertahan atas adanya kritik rasio. Terus dan
seterusnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar