Benarkah ada
yang tidak kita ketahui tentang manipulasi yang diperbuat oleh Tuhan? Saya kira
ada, jika kita mengkaji tentang turunnya para wahyu-wahyu yang turun dengan
latar belang atau melihat konteks masyarakat. Dimana wahyu adalah ajaran tuhan
yang sesuai dengan kondisi siapa yang akan mengenyamnya. Begitulah bagi ia yang
mengimaninya. Jika memang begitu, apakah wahyu cocok dengan realita dimana
wahyu itu tidak turun diluar konteks wahyu itu diturunkan. Contohnya, wahyu
turun di Amerika, otomatis jika mengacu pada penjelasan diatas apakah wahyu
yang turun di amerika itu cocok dengan konteks yang ada di Australia? Pastinya
butuh interpretasi yang sangat mendalam. Dan jika wahyu itu dikontekskan kepada
kondisi sosial dimana wahyu itu tidak turun disana, bukankah ini suatu
pemaksaan atas wahyu terhadap realita yang ada. Memang, Emile Durkheim pernah
menegaskan bahwa suatu masyarakat tidak akan dapat lepas dari ajaran-ajaran
yang terkandung dalam agama, walaupun suatu masyarakat itu tidak memeluk suatu
agama. Pernyataan Emile Durkheim itu riel, akan tetapi tidak semua tindakan
masyarakat itu seiring dengan agama. Lantas dimana letak ketidakjujuran tuhan
terhadap manusia?
Tipologi yang
sangat mendasar adalah suatu gambaran tentang surga. Surge telah dikatakan
indah yang tiada tandingannya. Betulkah begitu? Jika ia, pembuktian apa kiranya
yang dapat dicerna sehingga kata indah pada surge benar-benar objektif. Namun,
kenyataannya tidak ada, tidak ada yang merasakan bahwa surge itu adalah riil
keberadaannya dan indah sekali keberadaannya. Kita tahu, surga yang diinfomakan
kepada manusia dengan berstempel indah bukankah ini sebuah pancingan yang
diupayakan tuhan agar manusia mau terhdap perintah-perintah yang telah
diturunkan. Juga, yang tidak dapat dilepaskan atau antonym dari surga adalah
neraka. Diamana berita tentangnya adalah tempat yang penuh dengan siksa dan
derita. Apakah dalam otak manusia tidak pernah terpikirkan kalau ini juga upaya
tuhan agar manusia tertarik dengan ajarannya. Tipologi kedua ketidak jujuran
tuhan terhadap manusia adalah tentang kabar bagus, indah, penuh nikmat itu
dikabarkan kepada suatu masyarakat dimana notabene masyarakat itu tidak
memiliki apa-apa yang telah diberitakan tersebut.
“Siapa
yang bingung, dia yang berpikir. Siapa yang menerima tanpa bingung, dia
terkunci akalnya”
11
Agustus 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar